Senin, 16 Maret 2015

SENSOR DAN TRANSDUSER



.: PENDAHULUAN :.

Semakin cepat berkembangnya dunia elektronika, semakin pesat pula canggihnya perlengkapan dilingkungan sekitar kita. Bisa itu handphone, mesin industri, robotik, pemrograman dan laptop. Semua tidak luput dari komponen alektronika, khususnya dalam ilmu teknik telekomunikasi.
Dalam artikel ini akan dibahas tentang sensor. Mengapa harus sensor? Yup, karna sensor sangat dibutuhkan dalam kehidupan industri. Eitss.. tidak hanya sensor, ternyata sensor membutuhkan peranan penting yaitu sebuah transduser, untuk yang berfungsi untuk mengoptimalkan penggunaan secara otomatis.
Tidak hanya itu saja, ternyata sensor dan transduser juga memiliki peranan penting untuk menjaga  keselamatan di masyarakat. Baik itu dibidang kesehatan, ekonomi dan sosial. Ketepatan dalam memilih (kualitas) sebuah sensor juga sangat menentukan kinerja sensor.
Ternyata besaran masukan pada kebanyakan sistem tidak hanya besaran listrik, namun seperti besaran fisika, kimia, mekanis dan sebagainya. 


A.   Pengertian Sensor dan Transduser
Transduser dalam bahasa latin berasal dari kata “traducere” yang berarti mengubah. Sehingga transduser dapat diartikan sebagai suatu piranti yang dapat mengubah suatu energi ke bentuk energi yang lain. Bagian masukan dari transduser disebut sensor, karena bagian ini dapat mengindera suatu kuantitas fisik tertentu dan mengubahnya menjadi bentuk energi yang lain. Ada enam macam energi, yaitu : radiasi, mekanik, panas, listrik, dan kimia.
Sebelum mempelajari sensor dan transduser lebih lanjut, berikut ini ada contoh sederhana tentang analogi sensor pada tubuh kita :
1.)   Mata
berfungsi sebagai indra penglihat ketika ada cahaya. Itu sama halnya dengan sensor cahaya. Dimana cahaya yang masuk akan terdeteksi sensor kemudian diubah ke besaran listrik agar dapat terlihat.




2.)   Hidung 
berfungsi untuk menanggapi rangsang berupa bau atau zat kimia berupa gas. Di dalam rongga hidung terdapat serabut saraf pembau yang dilengkapi dengan sel-sel pembau. Kemudian hidung menanggapi perbedaan antara bau yang satu dengan yang lainnya. Seperti halnya dengan sensor oksigen.

3.)   Lidah  
merupakan indera  yang paling sensitif di  antara indera yang lain. Tubuh bisa mengetahui rasa asin pada garam maupun rasa manis pada gula dengan menggunakan lidah. Implementasi ini sama dengan prinsip dari sensor kimia yang tidak dapat mendeteksi besaran fisik melainkan mendeteksi adanya reaksi kimia.

 4.) Kulit
merupakan indera peraba. Di dalam kulit terdapat ujung-ujung saraf peraba. Tidak semua permukaan kulit merupakan alat peraba yang sama pekanya. Bagian paling peka adalah ujung jari dan bibir. Kulit dapat membedakan kasar, halus, panas, dingin, dan sakit. Ini sama hal nya dengan prinsip kerja sensor fisika.  


5.)   Telinga 
merupakan sebuah organ yang mampu mendeteksi/mengenal suara & juga banyak berperan dalam keseimbangan dan posisi tubuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar