Rabu, 18 Maret 2015

SENSOR KIMIA

Berikut bakal dijelasin lebih lanjut tentang jenis -jenis sensor kimia.

A.   Sensor pH
Sensor pH adalah sensor yang digunakan untuk mengetahui kandungan asam dan basa suatu cairan. Bagaimana sih cara membedakan asam dan basa? Yup, berikut akan dijelaskan cara membedakannya :
Cara pertama  : Menggunakan kertas lakmus. Kertas lakmus dicelupkan kedalam suatu cairan, jika warnanya menjadi merah berarti cairan tersebut bersifat asam dan jika berubah menjadi biru berarti cairan tersebut bersifat basa.
Cara kedua
     : Menggunakan PH meter. Jika PH kurang dari 7 maka berarti bersifat asam, jika lebih dari 7 maka berarti bersifat basa. Jika tepat 7 berarti PH-nya netral.
·         Asam
Asam adalah Senyawa yang menghasilkan ion hidrogen ( H+ ) ketika dilarutkan kedalam air. pH nya kurang dari 7
Sifat – sifat larutan asam :
- Rasanya masam
Bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion Hidrogen
Mengubah warna lakmus biru menjadi merah
-  Dapat menghantarkan arus listrik
·         Basa
Basa adalah senyawa yang menghasilkan ion hidroksida ( OH+ ) ketika dilarutkan ke dalam air. pHnya lebih dari 7
Sifat-sifat larutan basa :
- Rasanya pahit
-  Bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion Hidroksida
Mengubah warna lakmus merah menjadi biru
-  Dapat menghasilkan arus listrik

Contoh :
                        Sistem sensor Keasaman air (pH) untuk aplikasi pengontrolan kondisi air tambak udang. Prinsip kerjanya, sistem sensor yang dibuat terdiri dari elektroda pH yang digunakan untuk mendeteksi ion H+ dari suatu cairan, sensor suhu sebagai parameter pengukuran pH, sebuah mikrokontroller sebagai pengolah data dan sebuah alat peraga (tampilan). Sehingga, tingkat pengontrollan keasaman pada air tambak udang bisa terjaga dalam menghasilkan udang yang berkualitas tinggi.

B.   Sensor Gas
Sensor gas adalah sensor yang befungsi untuk mengukur senyawa gas polutan yang ada di udara, seperti karbon monoksida, hidrokarbon, nitrooksida, dan lain-lain. Cara kerja sensor tersebut yaitu apabila semakin tinggi konsentrasi gas maka resistansinya semakin rendah.
Contoh :
Sensor gas untuk mendeteksi gas LPG type TGS 2610. Jadi, sensor gas digunakan untuk mendeteksi adanya konsentrasi (kebocoran) gas LPG disekitar sensor tersebut. Sensor gas LPG TGS 2610 akan memberikan perubahan resistansi pada saat terdeteksi adanya gas LPG disekitar sensor, dimana semakin kuat konsentrasi gas LPG yang terdeteksi maka semakin rendah resistansi output sensor gas LPG TGS 2610 dan sebaliknya (resistansi membesar) apabila tidak terdeteksi adanya gas LPG disekitas sensor.
Gambar sensor gas untuk memberi alarm pada LPG :


C.   Sensor Oksigen
Sensor oksigen mempunyai struktur sama dengan baterai yang terdiri dari elektroda dan elektrolit. Cara kerja sensor oksigen yaitu dimana oksigen yang masuk ke dalam sensor, direduksi pada elektroda emas dengan reaksi elektrokimia. Anoda dan katoda dihubungkan dengan sebuah termistor dan resistor. Resistansi dua resistor ini mengubah arus yang terjadi akibat reaksi elektrokimia menjadi tegangan. Besar arus yang mengalir pada dua resistor dipengaruhi oleh banyak oksigen yang tertangkap oleh membran elektroda.
Contoh :
 Sensor oksigen untuk mengukur konsentrasi gas buang oksigen untuk mesin pembakaran internal dalam mobil yang terpasang pada knalpot.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar